Diposkan pada Travel Story

Hanau #2

Freiheitsplat
Freiheitsplat
Freiheitsplatz
Freiheitsplatz

Hanau seperti halnya kota-kota lain di Jerman mirip-mirip sebetulnya. yang ngebedain mungkin cerita dan orang-orang terkenal yang lahir atau berkarya di kota tersebut. apa yang kita lihat di Hanau sekarang sebagian besar adalah hasil pembangunan kembali setelah PD II berakhir. paling anyar itu adalah desain ulang Freiheitsplatz yang baru saja rampung bulan Juli kemarin. yang ijo-ijo adalah halte bus. tempat terbuka yang didesain ulang ini nyaman sekali dan semuanya terasa dekat. walaupun berfungsi sebagai pemberhentian bus saya tidak merasakannya. kalo capek atau ketinggalan bus misalnya bisa berhenti dan duduk di tempat-tempat yang disediakan. mau memamah atau cuma mau numpang bengong aja juga asyik-asyik aja 😀

"Moritz und das tanzende Bild" karya seniman Robert Schad
“Moritz und das tanzende Bild” karya seniman Robert Schad

nah foto di atas adalah patung setinggi 220 cm yang sekarang menghiasi Freiheitsplatz Hanau. patung seberat 350 kg ini didedikasikan untuk pelukis potret dan sejarah Jerman berdarah Yahudi, Moritz Daniel Oppenheim (1800-1882) yang terlihat seperti tengah mengamati karya seni dan Forum Hanau. sementara figur abstrak yang ada persis di depan Forum Hanau tingginya 11 meter dengan berat 11 ton. seperti halnya Brüder Grimm, Oppenheim masuk daftar empat orang terkenal Jerman yang lahir di Hanau. kalau lagi jam rame patung ini gak kliatan seperti berbaur dengan orang-orang yang melintas Freiheitsplatz. kami aja ngehnya pas udah selesai kliling tinggal mau nunggu balik aja. untuk karya seni yang akan menjadi trademark baru kota Hanau ini, diperkirakan memakan biaya sekitar € 225 000…

potret diri Moritz Daniel Oppenheim (1814-1816)
potret diri Moritz Daniel Oppenheim (1814-1816)
daerah konversi Hanau (bagian kota Lamboy, Wolfgang dan Großauheim) - pic. credit to hanau.de
daerah konversi Hanau (bagian kota Lamboy, Wolfgang dan Großauheim) – pic. credit to hanau.de

untuk yang tertarik dengan cerita seputar PD II misalnya, Hanau pernah menjadi zona kependudukan tentara Amerika dan merupakan salah satu basis terbesar tentara Amerika di Eropa. kota Hanau yang luluh lantak akibat serangan bom Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) diambil alih oleh tentara Amerika tidak lama sebelum PD II berakhir. serangan udara tengah malam RAF yang menghabiskan lebih dari 1000 ton bahan peledak dan bom dilakukan delapan hari sebelum tentara Amerika memasuki Hanau. suatu ketika pas nglewatin Hanau dari Fulda menuju Frankfurt saya melihat bangunan yang tidak biasa. dari suami saya dapat tahu kalau bangunan tersebut adalah barak tentara Amerika yang menduduki Hanau…

ok sebelum mengakhiri postingan tentang Hanau dengan foto-foto daun berguguran di sekitar Schloss Philippsruhe saya ingin bercerita sedikit tentang istana yang awalnya dibangun untuk Graf Philipp Reinhard (1700-1725) dengan menggunakan gaya barok ini. setelah beberapa kali berpindah tangan, istana mengalami kerusakan berat saat Hanau diserang Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Maret 1945. setelah dibangun kembali, istana berubah fungsi menjadi museum sejarah. tahun 1984 Istana Philippsruhe mengalami musibah kebakaran. melalui diskusi sengit akhirnya istana kembali diperbaiki dan direstorasi tapi tidak menggunakan gaya aslinya. setelah proses perbaikan selesai Istana Philippsruhe dimanfaatkan diantaranya sebagai tempat penyelenggaraan Festival Dongeng Grimm Bersaudara Hanau yang diselenggarakan setiap tahun dari pertengahan bulan Mai s.d. akhir Juli.

Hanau 2015

Schloss Philippsruhe
Schloss Philippsruhe

Hanau 2015

Hanau 2015

Hanau 2015

Diposkan pada Travel Story

Hanau

Potret Brüder Grimm (Wilhelm & Jacob Grimm) oleh Elisabeth Jerichau-Baumann, 1815 (pic. credit to de.wikipedia.org)
Potret Brüder Grimm (Wilhelm & Jacob Grimm) oleh Elisabeth Jerichau-Baumann, 1815 (pic. credit to de.wikipedia.org)

ketika pertama kali mengunjungi Ikea di Hanau tahun 2011 saya melihat profil Brüder Grimm dimana-mana dan mulai menebak-nebak mesti ada sesuatu antara kedua pengarang terkenal Jerman dan kota yang terletak kurang dari setengah jam dari Frankfurt itu. ternyata bener, suami ngasih tau kalau Grimm Bersaudara, dua dari empat bapak Germanistik yang di jamannya produktif sekali menghasilkan dongeng anak-anak yang terkenal di seluruh dunia, kelahiran kota Hanau.

hari minggu di awal bulan november yal ketika cuaca disini lumayan cerah setelah berhari-hari kelabu gak jelas. sambil sarapan sambil ngobrol sayang juga nih kalau gak keluar rumah. kebetulan hari jumatnya saya lihat ada poster pasar musim gugur di Hanau. artinya toko-toko yang kalo hari minggu biasanya tutup ikutan buka juga. kesempatan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. kenyataannya memang begitu untuk kita yang terbiasa dengan keramaian, kalo sepi-sepi aja ada yang kurang #jadikurangsemangat hahahaha 😀

Deutscher-Hollandischer Stoffmarkt
Deutscher-Hollandischer Stoffmarkt

ternyata pas nyampe di Marktplatz pasar musim gugur Hanau ini menggelar pasar bahan kain. hadaooo jangan ditanya ngilernya saat ngliat bahan-bahan yang dijual termasuk bahan korden. surga banget untuk yang punya hobi jahit. tapi ya gitu deh karena gak bisa jahit cuma bisa gigit jari aja. nyesel juga padahal saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang hobi sekali menjahit. sampai sekarangpun saya masih ingat bagaimana ibu dan dua tante saya punya bertumpuk-tumpuk bahan dan njiplak bareng patron dari majalah mode Burda. nenek saya malah lebih gape lagi bisa ngejahit jas hasil belajar dari ngededelin jas kakek. sayangnya generasi anak-anak termasuk saya gak ada satupun yang berminat. padahal sering banget diomelin kog gak punya hobi. hobi yang dimaksud adalah sesuatu yang dihasilkan dari pekerjaan tangan.

edisi khusus peringatan 100 tahun Raggedy Ann (pic. credit en.wikipedia.org)
edisi khusus peringatan 100 tahun Raggedy Ann (pic. credit en.wikipedia.org)

yang tidak terlupakan itu ketika masih kecil-kecil, saya dan sepupu-sepupu kerap dihadiahi boneka kain lucu-lucu buatan salah satu dari tante-tante itu. yang paling berkesan itu ketika kami dihadiahi boneka Raggedy Ann, figur ciptaan pengarang buku anak-anak asal Amerika Johnny Gruelle (1880-1938). setiap beliau liburan ke Jakarta mesti deh satu-satu kebagian boneka berambut merah yang dijahit tante saya dengan dekorasi pakaian yang berbeda-beda.

20121028-3

 

kalo diinget-inget lagi nyesel sekarang kog dulu cuek aja. keahlian-keahlian seperti menjahit banyak sekali manfaatnya disini. selain banyak sekali pilihan bahan lucu-lucu, kalau diupahin semua yang ada kantong bisa dedel. punya sih mesin jahit tapi paling dipake untuk mendekin celana. soal korden misalnya, sekurang-kurangnya dua kali beliau nanyain saya saat papasan di bawah, kog sampe sekarang jendela kamarnya belum dikordenin juga #kogliatajasih. sempet gondok juga, salah model rel kordennya kog antik jadi harus pakai jahit segala. dari keliling-keliling sebetulnya saya udah nemu dua toko yang melayani pemesanan korden. tapi setelah diitung-itungin semua harganya #ngerikalidengerangkanya. daripada gak enak saya bilang kalo gak bisa mutusin sendiri, harus lapor suami dulu #ngeles hahahaha. penjualnya memandangi saya dengan model muka parno yang kalau diterjemahkan kurleb: „hari begindang?? di Jerman?? gak ada ceritanya neng minta izin suami” sabodo amat deh yang penting bisa kabur dari sana mhuahhahahahha. pas suami pulang saya cerita sambil ngakak guling-guling. rambut saya sampe diuyek-uyek nih sama suami biar sadar lagi hahahahaha.

Kordenya gitu deh dari nanya satu ke satu kolega di rs, akhirnya saya menemukan satu tempat yang sesuai dengan isi kantong. setelah mengutarakan apa yang saya perlukan dan juga kondisi rel kordennya saya dibantuin milihin semua bahan yang diperlukan untuk membuat korden untuk dua jendela di kamar tidur. tentunya setelah dapet info ancer-ancer biaya upah jahit dari penjahit yang ada di gedung yang sama. etapi nih sambil ngebungkusin belanjaan saya sambil si mbak penjual ngebisikin kalau dia terima jahitan dengan harga miring. huaaa ini dia yang dicari-cari. walau ada resikonya tapi yasut bismillah aja toh si mbaknya pegawai disana. sambil deal harga sambil saya senyum-senyum sendiri, kog serasa dimana gitu hahahahahaha. dengan total harga bahan dan ongkos jahit € 40 lebih murah saya bisa dapet dua korden (catatan: dengan harga yang sama di dua tempat terdahulu saya cuma bisa dapet satu korden). di hari H saat janjian ngambil jahitan korden, setelah Frau K. memperlihatkan hasil jahitan kordennya, alhamdulillah saya puas. sambil bayar sambil janjian kapan-kapan mampir lagi untuk proyek berikutnya, korden untuk jendela dan pintu di ruang tamu. jadi tau juga kalau Frau K. dan suaminya imigran asal Bosnia.

hal lain dikasih tau juga kalau nyalain pemanas, kordennya harus disampingin, kalau dibiarin menjuntai alamat bagian korden yang kena kontak langsung dengan pemanas berubah warna menjadi kekuningan…

oh ya, untuk yang punya hobinya jahit menjahit, acara pasar berikutnya diadakan minggu ini di Köln (Kamis, 5/12) dan Hennef, NRW (Jumat, 6/12). jadwal untuk tahun depan bisa diunduh di http://expo-concept.de/index.php

Diposkan pada Travel Story

Metz

Le Temple-Neuf, Metz
Le Temple-Neuf, Metz

lagi gak enak bodi gegara cuaca gak menentu disini. dingin, angin, ujan dan temen-temennya alhasil sekarang flu berat. kepala berat, kuping sakit dan rasanya otakpun berceceran dimana-mana akibat bersin non-stop #teleeer… bosen juga gak ngapa-ngapain, jadi ngrapiin foto-foto dan video-video pas ke Metz akhir agustus yal. selama kunjungan singkat di ibukota region Lorraine tersebut asli panasnya minta ampun. jadi sempet mengeluh-ngeluh kepanasan juga. sekarang begitu udah dingin balik mengeluh-ngeluh kedinginan… #paraaah

Fêtes de la Mirabelle
Fêtes de la Mirabelle
Mirabelle de Lorraine (pic. credit www.rdvartsculinaires.com )
Mirabelle de Lorraine (pic. credit http://www.rdvartsculinaires.com )
Mirabelle aus Lorraine
Mirabelle aus Lorraine

Metz 2015

Tarte traditionnelle aux Mirabelles de Lorraine (credit to http://www.mirabelles-de-lorraine.fr/--project/tarte-traditionnelle-aux-mirabelles-de-lorraine/)
Tarte traditionnelle aux Mirabelles de Lorraine (credit to http://www.mirabelles-de-lorraine.fr/–project/tarte-traditionnelle-aux-mirabelles-de-lorraine/)

oh ya jjl di Jerman atau di negara-negara di sekitarnya paling asyik kalo kebeneran jatuhnya pas ada festival atau kegiatan sejenis. jadi tetep bisa cuci mata dan merasakan kemeriahan di daerah tersebut walau hari minggunya pada tutup. ceritanya pas kita ke Metz pas banget lagi ada Fétes de la Mirabelle, Festival Plum Mirabelle. katanya sih Mirabelle ini adalah simbol region Lorraine. gak heran juga karena 80% Mirabelle dari seluruh di dunia dihasilkan di Lorraine. buah kecil kekuningan yang lezat ini selain bisa dimakan begitu saja, sebagian besar diolah menjadi selai (la confiture de mirabelles), plum brandy (eau de vie de mirabelle) dan tentu saja ratu dari semua pai, la tarte aux mirabelles.

Metz 2015

Fêtes de la Mirabelle
Fêtes de la Mirabelle

di perayaan Mirabelle ini ada ondel-ondelnya juga lho. yang menarik ondel-ondel ini lebih hidup dan dinamis dari ondel-ondel yang selama ini saya kenal. video di atas adalah penampilan ondel-ondel oleh warga negara Perancis asal Brazil. seperti pesta-pesta apapun yang ada ada brazil-brazilnya memang membuat suasana jadi lebih rame aja 😀

Gare de Metz
Gare de Metz
Gare de Metz
Gare de Metz
Le feu d'artifice des Fêtes de la Mirabelle
Le feu d’artifice des Fêtes de la Mirabelle

oh ya bisa dibilang kami hampir tidak pernah keluar malam termasuk jalan-jalan seperti ini. biasanya puas muter-muter dan selesai makan malam, tepar dan balik lagi ke hotel untuk istirahat. nah tengah malemnya saya kebangun gegara bunyi petasan. jadi penasaran dan melongok keluar… #huaaa dari belakang stasiun kereta ada pertunjukan kembang apinya segala. kebetulan kami menginap sepelemparan batu dari Gare de Metz jadilah ikutan menikmati dari balkon hotel sampai pertunjukan kembang api selesai.. #jadiserasatahunbaru hahahahaha

Metz 2015

ngomong-ngomong soal Perancis yang ada di benak saya adalah seni, café dan toko-toko kecil dengan sentuhan personal. pas keliling gak sengaja nglewatin toko yang menjual segala keperluan untuk penari balet #kewl. baru sekali ini nih saya ngliat toko seperti ini. hal lain yang bikin kaget itu pas liat harga macarons model pyramid, 68 Euro untuk 40 potong #ealaaah nyaris sejeti sendiri. jujur aja sampai hari ini saya belum pernah nyobain yang namanya macarons dan gak penasaran juga mungkin gegara ngliat warnanya yang kemungkinan terlalu manis untuk lidah kami :p

Metz 2015

Metz 2015yang rada-rada nyesel itu gak punya foto Plum Mirabelle yang didisplay di toko-toko bahan makanan ataupun yang tart Mirabelle yang disajikan festival Mirabelle. kepengen juga sih tapi takutnya gak boleh. suka aja ngliat cara mereka ngedisplay jualannya #cantiiik. oh ya harga sayur dan buah-buahan di toko seperti ini umumnya lebih mahal daripada harga di supermarket biasa. ini foto hasil nyuri-nyuri foto dari samping aja jadi Mirabelle yang ada di tengah-tengah gak terlalu keliatan….

Diposkan pada Travel Story

praha #2

google doodle memperingati 605 tahun jam astronomi praha
google doodle memperingati 605 tahun jam astronomi praha

walau sudah lebih dari sebulan yal, kalau ada yang memperhatikan, halaman depan mesin pencari google dihiasai doodle jam astronomi praha yang pada tanggal 9 oktober berulang tahun ke-605. jadi mengingatkan kalau sebetulnya saya ingin apdet jalan-jalan di praha tapi tertunda-tunda terus karena masih terus belajar bagaimana caranya mengedit video…

Jam Astronomi Praha
Jam Astronomi Praha
Jam Astronomi Praha
Jam Astronomi Praha
Jam Astronomi Praha
Jam Astronomi Praha

baiklah… konon jam astronomi yang ada di balai kota tua praha adalah salah satu dari tiga jam tertua yang ada di dunia yang masih berfungsi sampai sekarang. jam hasil kolaborasi antara ahli jam Mikuláš z Kadaně dan ahli astronomi Jan Šinde pertama kali dirilis tahun 1410. 250 tahun setelah itu barulah bagian bawah jam diberi tambahan kalender yang dihiasi dengan rasi bintang, bulan dan kota tua. setiap jam antara jam 09.00 s.d. 23.00 adalah waktu yang ditunggu-tunggu banyak orang penasaran ingin menyaksikan penampilan 12 rasul dari dua kotak biru yang ada di bagian di atas jam astronomi. atraksi ini berlangsung kurang lebih 45 detik diiringi gerakan memukul-mukul jam oleh figur tengkorak yang berdiri di sisi sebelah kanan jam.

penampakan gedung balai kota sebelum perang dunia ke-2
penampakan gedung balai kota sebelum perang dunia ke-2
penampakan gedung balai kota Praha sekarang
penampakan gedung balai kota Praha sekarang

ketika perang dunia ke-dua gedung balai kota tua hancur akibat serangan tentara nazi jerman. untungnya menara dimana jam astronomi berada tidak ikutan hancur. warga kota praha yang berani berusaha menyelamatkan bagian-bagian jam astronomi yang menurut kepercayaan mereka apabila tidak dijaga dengan baik akan menimbulkan kesengsaraan. setelah perang dunia usai jam astronomi kembali diperbaiki.

 

prahakalo ukuran suatu tempat disukai turis atau tidak itu adalah rame, maka praha adalah salah satu tujuan yang diminati banyak orang. salah satunya ya jam astronomi ini. sebelum jam berdentang selalu sudah ramai penuh orang termasuk yang nunggu momen untuk foto pre-wedding :D

Franz Kafka, 1923 (credit to de.wikipedia.org)
Franz Kafka, 1923 (credit to de.wikipedia.org)

oh ya banyak yang bilang kalau jalan-jalan ke praha harus hati-hati banyak copet. jadilah ekstra saling mengingatkan, judulnya hati-hati gitu deh. alhamdulillah sih sampai balik lagi tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. cuma ada satu kejadian yang menjengkelkan saja. jadi begini, saat nyampe di balai kota kota tua atraksi jamnya baru saja berakhir. daripada kelewat lagi kami memutuskan untuk istirahat di salah satu café yang ada di Staroměstské náměstí tersebut. milihnya spontan aja gegara saya ada hidangan italianya, gambar Franz Kafka dan ada akses wifi-nya. hal yang gak kurang pentingnya adalah matahari sore jatuhnya pas di teras café.  keputusan yang kemudian saya sesali karena disinilah saya mengalami yang namanya masuk ke dalam perangkap turis…

Café Kafka Praha
Café Kafka Praha

sebelum masuk ke dalam café udah liat-liat harganya juga sih. masih ok lah untuk ukuran lokasi yang strategis. mesti menunggu lama sampai dilayani. mengherankan sebetulnya karena tempatnya juga gak penuh-penuh banget. beberapa tamu saya liat meninggalkan tempat tersebut tanpa menunggu lebih lama tapi anehnya waiternya keliatan cuek aja. yasut udah kadung menunggu kita memilih tinggal karena percuma café-café lain juga penuh mesti nunggu lagi. keputusan yang salah! kalau mengalami hal seperti ini jangan menunggu lebih lama, segera tinggalkan tempat dan cari tempat yang tau bagaimana melayani customer. giliran mau pesen, udah pake bodi mau pesen dan kontak-kontak mata gitu tapi gak ada yang datang sampai suami akhirnya manggil salah satu dari mereka. parahnya lagi waiter yang lagi gak ngapa-ngapain ini bukannya ngedatengin eh malah nunjuk ke koleganya yang lain grrr…

Café Kafka Praha
Café Kafka Praha

yang gitu deh saat pesanan nyampe saya woro-woro suami jangan ngasih uang tips. udah gak mood deh, kepengen cepet selesai abis itu bayar. etapi jujur aja pastanya enak sih. nah yang ajib saat minta bill, masnya ngasih robekan kertas dengan oret-oretan tangan gak jelas. ok lah ya gak masalah banget. yang bikin kening suami berkerut itu saat waiternya bilang wajib bayar 15% uang tips. waduh saya sampai harus nginjek kaki suami. tidak seperti di amerika misalnya, waiter disini digaji semua udah all inclusive di dalam harga yang tercantum di daftar menu. gak ada kewajiban memberikan uang tips kecuali merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. walau kakinya udah diinjek suami tetep gak bisa diem bayar begitu aja, sambil bayar sambil ngomong gak ada ceritanya bisa dapet uang tips dengan pelayanan seperti itu. ah akhirnya saya biarkan saja siapa juga yang gak marah udah mahal, pelayanan gak ok, wifi omdo, eh dipaksa pula harus bayar uang tips. andai aja wifi-nya berfungsi mesti dari awal-awal tau ada yang gak beres dengan café ini. saking sebelnya pas nyampe di hotel saya langsung nyari-nyari info tentang café yang seperti banyak usaha-usaha lain di praha menggunakan nama besar pengarang Franz Kafka tersebut. oalaaaah bener aja café yang ada di hotel dengan nama yang sama adalah café yang memang dodol. lebih banyak komentar negatif dari komentar positifnya (silahkan klik disini).

Monumen Franz Kafka
Monumen Franz Kafka
Diposkan pada Travel Story, Video Clips

Praha #1

suami dan saya punya selera musik yang berbeda, makanya sampai sekarang belum sepakat-sepakat mau nonton konser musik yang mana. makanya seneng gak kepalang pas lagi wikenan di praha eh ada klub jazz terkenal disana i.e. ArghaRTA ngegelar panggung jazz di Saroměstské náměstí, alun-alun kota tua. dari yang tadinya berdiri akhirnya ikutan duduk ngampar di alun-alun dengan beratapkan langit malam musim panas…

dibawah adalah salah satu bagian yang saya sukai, tapi kog iya lupa nyatet nama grupnya apa…

Diposkan pada Travel Story

Strasbourg #8

2015-04-18 15.15
La Petite France Strasbourg

ketika satu pintu tertutup untukmu, masih ada jendela yang terbuka. kalau jendelanya pun juga tertutup, dekati jendela itu dan rasakan angin yang melalui jendela tersebut…

gak terlalu tepat sebetulnya tapi kenyataan pernah ditimpa masalah berat membuat saya memiliki relasi tersendiri dengan jendela. ujung-ujungnya kemanapun kami pergi membuat saya jadi suka mengamat-amati jendela-jendela atau balkon-balkon di daerah setempat. lebih-lebih lagi kalau jendela-jendela dan balkon-balkonnya dihiasi bunga-bunga. wah jadi selalu membayangkan mesti orang yang telaten atau punya perhatian khusus terhadap jendela dan balkon ini tipe yang harmonis…

***

memandangi jendela loteng persis di seberang hotel tempat kami menginap ini lain lagi, jadi penasaran kapan jendelanya terakhir dibersihkan. pikiranpun dibawa melayang-layang ke setting cerita hantu natal karangan charles dickens. saat roh tokoh utama bankir jahat dan pelit, ebenezer scrooge dibawa melayang-layang menyaksikan nasibnya kelak…

***

Strasbourg - France
Strasbourg – France

***

Sachsenhausen Frankfurt
Sachsenhausen Frankfurt

kalo yang ini balkon di pojokan jalan gak jauh dari rs. pemandangan yang menyenangkan saat melintasi jalan menuju ke tempat kerja.

Diposkan pada Travel Story

edisi mudik #9

walau orang sini gak ada budaya bawain buah tangan. tetep deh rasanya gak aci ya kalau gak bawain sesuatu. sejatinya siapapun mesti seneng kalau dihadiahi sesuatu. saya sendiri udah tau ancer-ancernya kepengen beli apa. tapi kalau semuanya dibeli di pasaraya dijamin dompet bakalan robek-robek. dan akhirnya dapet tau kalau mau beli batik murmer di thamrin city-lah tempatnya. ah jakarta memang dinamis sekali ditinggal sebentar udah gak apdet lagi…

harga di thamrin city memang murah memang apalagi kalo belinya banyak. syal batik yang harganya di pasaraya 500 ribu sendiri, di thamrin city hanya 100 ribu saja. sayang untuk kerajinan lain memang adanya cuma di pasaraya. tapi harganya itu deh. akhirnya cuma beli kipas batik aja. ini juga harus dibukain satu-satu karena gak yakin bagus semua dalamnya. oh ya rencana semula kepengen beli atasan batik lengan kutung karena cocok untuk musim panas disini. sayang gak di thamrin city atau di pasaraya fokusnya lebih ke baju kantoran dan jilbaber. mmm sulit juga menduniakan batik datangnya dari indonesia kalau dibatasi seperti itu. saat ngobrol-ngobrol dengan penjual di thamrin city, jawabannya cukup mengagetkan -iya mbak kalau jual tangan kutung diomelin sama ibu-ibu yang beli kog jualan begitu #halaaah

nyampe disini saat nyari sesuatu di H&M mereka display koleksi musim panas dengan desain batik… #keqiiibanget

untuk kami sendiri saya kepengen beli patung loro blonyo, mmm harganya juga begitu. sedang menimang-nimang ambil enggak ambil enggak, sohib saya nimbrung jangan jangan beli, nanti kalo dia ke oslo biar dibeliin langsung dari sana aja… mmm sepertinya penjual di jakarta memang udah gak punya pegangan yang bener lagi soal harga…

Diposkan pada Travel Story

edisi mudik #8

 

2015-06-09 (27)

salah satu yang diniatin banget waktu mudik kemarin itu bawa pulang rendang yang dimasak dengan kayu. proyek nekat tapi untung deh saudara-saudara saya bersedia membantu mewujudkan keinginan tersebut. kapan lagi mumpung di indonesia. jadilah kita hunting bersama di pasar mayestik mulai dari santen sampai bumbu-bumbu dan dedaunan segar yang diperlukan untuk makanan yang diakui sebagai hidangan terlezat di dunia. suami yang gak suka lauk yang gak ada sausnya pun dibuat merem melek kalau makan rendang kering. masak-masaknya di halaman depan rumah. sambil nulis sambil kangen ingat bagaimana kami menghabiskan waktu bersama, mengaduk-ngaduk rendang dan mengatur besar kecilnya api rendang…

oh ya sempet kepikiran juga sebenernya, gile mesti meres santen sendiri nih. ternyata enggak mas-mas yang jualan kelapa punya alat peresan santen #kewl. sambil dia kerja sambil saya sempet tanya-tanya termasuk berapa harga pemeras santan tersebut. tadinya si mas gak mau bocorin tapi akhirnya mau juga ngasih tau kalau harganya 20 juta #huaaa. biar mahal worth it katanya karena gak bakal karatan…

pas mau mendarat di Frankfurt sambil deg-degan rendangnya disita. nangis bombay banget nih kalau sampai kejadian. mana sebelum mendaratpun sudah dihalo-halo soal barang yang terlarang dibawa masuk ke Frankfurter Flughafen. suami juga udah mengingatkan gak boleh bete kalau ternyata rendangnya gak lolos. saya sendiri pernah dengar yang penting makanan jadi seperti ini dimasukin ke dalam koper jangan hand carry. dan supaya tidak menimbulkan kecurigaan jangan dibungkus foli. ini yang bikin tetep nekat packing rendang dan alhamdulillahnya lagi memang bisa lolos tanpa masalah. sayang rendangnya habis dalam sekejap karena suami gak bisa makan daging sepotong dua potong. dan saya hemat-hemat dedak rendangnya sampai tidak bisa dihemat lagi… #huaaaaaa

penampakan rendangnya sebelum diumpetin di dalam koper...
penampakan rendangnya sebelum diumpetin di dalam koper…
Diposkan pada Travel Story

edisi mudik #7

jadi kepengen posting bebungaan  yang saya temukan selama mudik kemarin. gak banyak sih tapi lumayan tanah air kita juga punya bunga-bunga yang gak kurang cantiknya…

nah kalo yang dibawa ini mbak becak kinyis dan penumpangnya yang gak kurang cantiknya dari bunga-bunga diatas… senyum-senyum manis dan mengiyakan saja saat ditanya boleh ikutan naik becak apa enggak hahahaha yang nanya sotoy juga nih gak mikir timbangannya berapa…

2015-05-31 (97)

Diposkan pada Travel Story

Strasbourg #7

2015-04-19 10.46.40

gak hanya kota tua yang bisa diliat di Strasbourg tapi juga The European Quarter yang juga berkedudukan disana. kalo naik tram, pilih Tram E. turunnya kalo gak di halte ‘Parlement Européeen’ yang ada pas didepan gedung parlemen eropa atau di halte sesudahnya ‘Droits de l’Homme’, halte Mahkamah HAM Eropa. seperti perempatan gitu, jadi semuanya kliatan. seightseeing boat juga lewat kompleks yang dipisahkan oleh sungai ini, tapi kalo gak salah gak pake acara turun alias cuma numpang lewat aja.

Parlemen Eropa

2015-04-19 14.19.17

gedung parlemen eropa diresmikan sehari sebelum hari natal tahun 1999 oleh Presiden Jacques Chirac dan Presiden Parlemen Eropa ketika itu, Nicole Fontaine. di bagian pintu masuk ada hiasan patung simbol eropa ‘Europa a Coeur’ karya Ludmila Tscherina. sedangkan di bagian dalam, persis ditengah-tengah gedung yang berbentuk bulat tersebut, dihiasi patung gelas bola dunia ‘United Earth’ hadiah dari kota Wroclaw Polandia hasil karya Beata & Tomasz Urbanowicz. etapi saat mengamati bola ijo ini lebih dekat ternyata dibagian dalamya berserakan koin dan lain-lainnya juga seperti plastik, potongan kertas, koran dan bungkus rokok… #paraaahbener. kalo koin ok ya biar bisa balik ke sana lagi tapi lain-lainnya… #ternyatatanganjailadadimanamana. dan jadi ikutan nglemparin koin juga 😀

***

nah kalo ini adalah bagian belakang Parlemen Eropa. harmonis sekali berdiri berdampingan dengan rumah-rumah penduduk setempat. ada tempat rekreasinya juga bisa mancing atau turun naik kapal dari sini. sambil istirahat bisa memandangi kegiatan yang ada di sekitar gedung Dewan Eropa yang ada diseberangnya.

2015-04-19 14.19 (1)

dalam perjalanan menuju ke gedung Dewan Eropa ada stasiun tv kerjasama Perancis dan Jerman, arte. plus tulisan segede gaban di sebelah pintu masuknya ‘Je suis Charlie’

***

Dewan Eropa

2015-04-19 15 (1)
patung HAM sumbangan dari Region Murcia, Spanyol

untuk penyuka karya seni, asyik nih banyak sekali patung-patung dari yang bentuknya umum sampe yang kontemporer di bagian Institusi Eropa ini. oh ya Der Parc de l’Orangerie, taman terluas yang ada di Strasbourg (26 ha) ada persis diseberang gedung Dewan Eropa. tinggal selangkah lagi sebetulnya tapi sebaiknya memang harus disediakan hari khusus supaya bisa puas-puas mengunjungi empat taman yang ada di kota parlemen eropa ini. yah harus nunggu sampai kesempatan berikutnya. yasut akhirnya sambil jalan sambil cuma ngliatin pemandangan pengunjung taman yang tengah menikmati hangatnya sinar matahari musim semi saja…

2015-04-19 15.52.06

dari bagian ini, di pinggiran jalannya sudah mulai keliatan plakat-plakat orang yang pernah mengadakan aksi menuntut keadilan di Mahkamah HAM Eropa.

***

agora, tempat pertemuan terbuka di kota di jaman yunani kuno. ketika Dewan Eropa mengadakan forum warga di Brüssel November 2013, acara tersebut dihadiri 54 anak muda dari seluruh eropa yang ingin bersama-sama mendiskusikan masalah paling mendesak di Uni Eropa, pengangguran usia muda!

***

Mahkamah HAM Eropa

2015-04-19 16.03.57

 

kunjungan diakhiri dengan membaca plakat-plakat aksi menuntut keadilan yang bergantungan di seberang gedung mahkamah. ada yang bahkan berbulan-bulan mengadakan aksinya disana. bagaimana kelanjutannya…. mmm gak ngerti juga karena bukan nama-nama yang diekspos di media. paling hanya dikenali dari nama negara yang telah melanggar hak asasi ybs…